Penulis:
Dalam konteks makro ekonomi, governmet expenditure (pengeluaran pemerintah) merupakan salah satu variable pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) bersama dengan konsumsi masyarakat, investasi swasta dan net ekspor. Secara teori, kebijakan pengeluaran pemerintah ini merupakan bagian dari kebijakan fiskal yang merupakan salah satu wujud intervensi pemerintah didalam perekonomian untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure).
Fungsi - fungsi yang diemban pemerintah dapat dilakukan dengan kebijakan fiskal dengan salah satu penekanannya melalui kebijakan pengeluaran/belanja pemerintah. Kebijakan belanja pemerintah diyakini akan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi. Didalam teori pertumbuhan endogen, pengeluaran pemerintah memiliki peran dalam pertumbuhan ekonomi dengan asumsi implikasi pengeluaran pemerintah adalah untuk kegiatan produktif misalnya belanja infrastruktur. Belanja yang bersifat produktif dan bersentuhan langsung dengan kepentingan publik akan dapat menstimulus perekonomian. Misalnya, pembangunan infrastruktur akan mendorong investasi, dengan adanya investasi ekonomi akan berkembang dan menciptakan lapangan kerja baru sehingga akan menyerap pengangguran dan memperkecil kemiskinan. Atas dasar tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat efisiensi belanja negara terhadap pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Penelitian ini bermaksud untuk membuktikan secara empiris kontribusi belanja negara terhadap laju pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran. Sementara itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk menyusun model efisiensi belanja negara terhadap pertumbuhan ekonomim tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan kuantitatif dengan menghubungkan beberapa variable operasional seperti pertumbuhan ekonomi, jumlah pengangguran, tingkat kemiskinan, total belanja negara, belanja barang, belanja modal, subsidi, bantuan sosial dan dana transfer. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis lajur (path analysis) dengan tujuan mengestimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan tingkat signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variable.
Output dari penelitian ini merupakan model yang menunjukan tingkat efisiensi belanja negara terhadap pertumbuhan ekonomi, jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam model tersebut, terdapat relevansi atau hubungan antara tingkat belanja negara dengan pertumbuhan ekonomi, jumlah pengangguran dan tingkat kemiskinan.
Hubungan belanja modal dan belanja barang terhadap tingkat kemiskinan adalah negative. Hal ini berarti ketika belanja modal dan barang ditingkatkan, maka tingkat kemiskinan secara moderat mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan kenaikan alokasi belanja barang dan modal akan menaikkan produktifitas dan daya beli masyarakat yang pada akhirnya akan mengurangi tingkat kemiskinan. Sementara itu, hubungan belanja subsidi dengan kemiskinan adalah fluktuatif, artinya pada tahun-tahun tertentu, kenaikan belanja subsidi mampu mengurangi tingkat kemiskinan dan pada tahun - tahun yang lain tidak mampu mengurangi kemiskinan. Hubungan belanja barang dan belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi positif. Artinya, ketika belanja barang dan modal dinaikkan maka pertumbuhan ekonomi secara moderat juga mengalami peningkatan.
Berdasarkan analisis model tersebut, beberapa rekomendasi yang dapat diambil antara lain, pertumbuhan ekonomi berpeluang didorong melalui Total Belanja Negara dengan fokus pada komponen belanja barang, belanja modal, belanja subsidi, dan belanja transfer berdasarkan hasil anlisis path dengan struktur path tidak langsung. Sementara itu ketika komponen belanja lainnya konstan, dan negara memiliki ketersediaan anggaran bertambah, ketika terdapat rencana mendorong pertumbuhan ekonomi maka dapat meningkatkan belanja barang dan subsidi.
Ketika terdapat pengurangan tingkat pengangguran terbuka, maka perlu pencermatan yang mendalam atas penyusunan anggaran subsidi dan dana transfer. Pengurangan tingkat kemiskinan dapat didorong melalui komponen belanja modal, belanja barang, dan belanja dana transfer. Hasil analisis path memberikan gambarang pentingnya evaluasi yang mendalam atas pelaksanaan aktivitas dengan anggaran yang tersedia untuk mencermati tingkat efisiensi belanja negara yang dilakukan.
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.