Penulis: Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral
Krisis ekonomi dan keuangan global yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir telah menyebabkan kerugian yang besar bagi banyak negara. Krisis tersebut tidak saja mempengaruhi kondisi perekonomian di negara maju, seperti Amerika Serikat atau negara-negara di kawasan Eropa, namun juga mulai berdampak kepada negara-negara di kawasan lain di dunia, termasuk banyak negara di Asia. Dampak krisis yang paling besar dirasakan adalah meningkatnya jumlah pengangguran di negara-negara maju dan pada saat bersamaan juga negara-negara tersebut mengalami kesulitan fiskal akibat defisit yang tinggi serta minusnya neraca pembayaran.
Lebih jauh, krisis yang sama juga mempengaruhi kondisi bisnis para investor internasional dan memaksa mereka untuk melakukan reformulasi ulang strategi investasi mereka ke depan. Salah satu masalah utama yang dihadapi dalam hal ini yaitu adanya ketidakpastian arah kebijakan pemerintah ke depan, tidak saja kebijakan yang dibuat di negara-negara emerging sebagai tempat investasi strategis, namun terutama juga ketidakpastian prioritas kebijakan di bidang ekonomi yang dibuat di negara maju baik di Amerika dan Eropa. Menjadi pertanyaan besar bagi para investor, kebijakan seperti apa yang akan diambil oleh para pemimpin pemerintahan tersebut ke depan, mengingat terbatasnya ruang untuk ekspansi fiskal, sementara pada saat bersamaan dibutuhkan banyak dukungan dalam bentuk stimulus untuk tetap menggerakkan roda perekonomian dan mempertahankan momentum pertumbuhan.
File Terkait:
Mengukur risiko ekonomi negara anggota G20 (157 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.