Penulis: Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral
Krisis ekonomi global dan kawasan menunjukkan trend yang semakin sering terjadi dengan skala kompleksitas dan dampak yang semakin meningkat. Bila sebelum tahun 2000, krisis terjadi dalam hitungan waktu dekade dan melanda satu atau beberapa negara di suatu kawasan dengan issue yang spesifik dan dampak yang terukur, krisis setelah tahun 2000 terjadi dalam rotasi waktu yang lebih pendek dengan issue penyebab yang bervariasi dan dampak yang sulit dihitung dan diprediksi. Krisis global yang dipicu oleh submortgage loan pada tahun 2008 di Amerika Serikat misalnya menimbulkan kerugian yang terbesar sepanjang sejarah, melampaui depresi besar di Amerika Serikat pada tahun 1930-an.
Krisis juga tidak lagi mengenal ketahanan dan kekuatan ekonomi suatu negara atau kawasan. Bila pada periode pra tahun 2000, krisis sering melanda negara-negara berkembang atau berpendapatan menengah, krisis paska tahun 2000 menunjukkan pergeseran kepada negara-negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang besar di masa lalu. Demikian pula, krisis paska tahun 2000 menyebabkan dampak kerugian yang semakin, besar dan menyebar luas (contagion effect) ke banyak negara dan kawasan.
File Terkait:
Peningkatan kapasitas pendanaan IMF dalam mengatasi krisis keuangan global (73 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.