Penulis: Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis keuangan global yang semakin dalam sejak September 2008 memberikan tekanan yang cukup signifikan pada kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Selama 2008 NPI mengalami defisit sebesar US$1,9 miliar, berbeda dari tahun 2007 yang mencatat surplus US$12,7 miliar. Namun demikian, transaksi berjalan masih mampu mencatat surplus sebesar US$0,1 miliar atau turun dibandingkan surplus pada 2007 yang sebesar US$10,5 miliar.
Pada 2008, defisit neraca transaksi berjalan terjadi selama tiga triwulanberturut-turut yaitu triwulan II, III, dan IV dengan nilai defisit masing-masing sebesar US$1,0 miliar, US$0,97 miliar, dan US$0,64 miliar. Ini merupakan defisit neraca transaksi berjalan yang pertama kali terjadi dimana sejak triwulan II 2004 s.d. triwulan I 2008 neraca transaksi berjalan selalu membukukan surplus.
Seiring dengan membaiknya prospek ekonomi global dan domestik, kinerja neraca pembayaran tahun 2009 dan 2010 mengalami perbaikan. Transaksi berjalan pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing mencatat surplus US$10,2 miliar dan US$6,3 miliar. Akan tetapi, pada triwulan IV 2011, transaksi berjalan mengalami tekanan sehingga mencatat kinerja defisit sebesar US$0,9 miliar. Faktor yang mendorong defisit transaksi berjalan adalah pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan ekspor akibat pertumbuhan ekonomi domestik yang tinggi.
File Terkait:
Neraca Pembayaran (2.709 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.