Penulis: Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Kerja Sama Multilateral
Reformasi lembaga-lembaga keuangan internasional telah menjadi perhatian pemimpin G20 sejak KTT G20 digelar pertama kali di Washington (Nopember 2008).[1] Beberapa aspek yang menjadi perhatian dalam reformasi lembaga-lembaga keuangan internasional meliputi modernisasi tata kelola dan representasi, penguatan kembali pengawasan (surveillance), rekapitalisasi sumber-sumber dan penguatan jaringan pengaman finansial. Lembaga-lembaga keuangan internasional perlu diperkuat dari sisi tata kelola dan representasi dan sekaligus kecukupan keuangannya supaya dapat segera membantu negara-negara yang terkena krisis secara lebih efektif dan mendorong pertumbuhan global secara seimbang pada era pasca krisis finansial.
Kajian ini fokus pada rekapitalisasi sumber-sumber terutama terkait dengan MDBs Replenishment karena kinerja Indonesia dalam pemenuhan komitmen dalam reformasi lembaga finansial internasional pada aspek ini dinilai paling lemah. Penilaian tersebut diberikan karena tidak ada data kontribusi replenishment Indonesia dalam concessional fund dalam Asian Development Fund (ADF) dan International Development Association (IDA). Penilaian minus menurut peneliti Tim Riset IORI, Higher School of Economics, National Research University dan Munk School of Global Affairs, University of Toronto menunjukkan bahwa Indonesia tidak berpartisipasi dalam replenishmentdi salah satu RDB ataupun IDA yang ada. Kajian ini ingin menyoroti masalah tersebut dan menemukan data dan informasi yang lebih akurat sehingga menggambarkan kondisi sebenarnya tentang peran dan kontribusi Indonesia kepada reformasi lembaga MDBs.
[1] Dalam Deklarasi G20 dinyatakan bahwa penguatan IMF, Bank Dunia dan Bank-bank Pembangunan Multilateral (MDBs) dengan sumber-sumber yang mencukupi merupakan salah satu langkah mendesak untuk mengatasi kondisi perekonomian yang sedang memburuk dan sekaligus menghadapi tantangan jangka panjang. Lihat poin 7 dari Declaration of the Summit on Financial Markets and the World Economy, Washington DC, November 15, 2008.
File Terkait:
Kontribusi Indonesia pada Lembaga-lembaga Keuangan Internasional (PDF) (119 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.