Penulis: Sigit Setiawan, Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral
Abstraksi
Policy paper ini disusun untuk memberikan rekomendasi kebijakan dan strategi liberalisasi sektor jasa pasar modal Indonesia di forum WC-FSL ASEAN. Dalam hal ini Kementerian Keuangan (Bapepam-LK dan PKRB-BKF) adalah penanggung jawab dan perunding di forum tersebut yang saat ini tengah menjalani putaran keenam.
Berdasarkan kriteria dan indikator spesifik, keterbukaan sektor pasar modal Indonesia berada pada level menengah dan menempati peringkat dua besar di ASEAN di bawah Thailand yang juga berada pada level menengah. Indonesia relatif lebih terbuka dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Filipina. Keterbukaan pasar modal Malaysia dan Filipina sama-sama berada pada level rendah. Daya saing sektor pasar modal Indonesia berada pada level menengah dan menempati posisi empat besar, tertinggal dibandingkan Singapura, Malaysia, dan Thailand yang berada pada level daya saing yang tinggi. Posisi daya saing Indonesia masih mengungguli Filipina dan Vietnam. Hasil penilaian keterbukaan sektor pasar modal dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai sudut pandang lain dalam menilai keterbukaan sektor pasar modal Indonesia.
Hasil penilaian keterbukaan yang memposisikan Indonesia pada salah satu posisi teratas level keterbukaan di atas negara-negara ASEAN lainnya pada hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Claessens dan Glaessner (1998) dan hasil penilaian Fraser Institute pada periode 1995-2006 pada sektor jasa keuangan yang memposisikan Indonesia secara umum pada level keterbukaan di atas negara-negara ASEAN lainnya.
Hasil penelitian ini merekomendasikan pemerintah untuk saat ini tidak mengajukan offer sektor pasar modal yang perlu dibuka atau ditingkatkan lagi. Dua faktor penyebabnya adalah komitmen Indonesia yang sudah cukup liberal dan kekurangsiapan internal dalam penyampaian offer. Di sisi lain, pemerintah perlu memfasilitasi ekspansi pelaku jasa pasar modal Indonesia di wilayah ASEAN melalui WC-FSL. Perusahaan efek Indonesia mesti secara bertahap berorientasi ekspor sebagaimana telah dilakukan perusahaan efek Malaysia dan Singapura di Indonesia. Untuk itu Indonesia disarankan mengajukan request ke negara ASEAN dengan peringkat fokus dari tertinggi hingga terendah ke negara Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
File Terkait:
Analisis Keterbukaan & daya saing sektor pasar modal Indonesia (969 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.