Penulis: Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah
Shock (baik yang bersumber dari internal maupun eksternal) dapat menyebabkan fluktuasi atau volatilitas dalam perekonomian yang dalam jangka panjang, fluktuasi tersebut akan membentuk suatu siklus bisnis (business cycle) berupa naik-turunnya perekonomian yang sangat mungkin akan terulang kembali di masa datang.
Kesalahan mengantisipasi shock/tekanan dapat menyebabkan ketidaktepatan kebijakan fiskal. Kebijakan pemerintah yang diambil pada saat yang kurang tepat dapat menyebabkan tidak tercapainya potensi pertumbuhan ekonomi atau bahkan menyebabkan resesi. Dalam rangka mengetahui kapan waktu yang tepat mengeluarkan kebijakan fiskal sebagai respon terhadap kondisi perekonomian tentulah sulit dilakukan mengingat kondisi perekonomian ke depan sulit diprediksi. Bahkan release indikator ekonomi makro seperti Produk Domestik Bruto (PDB) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat lag
Akibat dari sulitnya memprediksi perekonomian ke depan, maka diperlukan deteksi dini yang akurat, antisipatif, komprehensif, fleksibel, dan kiwari (up to date) oleh pemerintah (khususnya Badan Kebijakan Fiskal (BKF)) dalam rangka perencanaan dan formulasi kebijakan di bidang ekonomi. Deteksi dini tersebut dapat dilakukan melalui perkiraan (forecast) kondisi perekonomian mendatang melalui indikator-indikator yang berpotensi menentukan naik-turunnya kondisi perekonomian.
Peramalan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara dan metode, antara lain dengan menggunakan peralatan macroeconometric model dan time series analysisserta business cycle analysis. Saat ini BKF sudah mempunyai dan mengembangkan model ekonometrika untuk memprediksi PDB, tetapi belum mempunyai model yang memadai untuk memprediksi PDB dengan analisis siklus bisnis. Oleh karena itu, dalam kajian ini akan dikembangkan model siklus bisnis. Dengan anailsis siklus bisnis, akan diperoleh indeks leading, coincidence, dan lagging. Leading index bergerak mendahului coincident maupun reference series. Coincident index bergerak seiring dengan reference series. Lagging index bergerak mengikuti (lag) coincident maupun reference series. Dan reference series adalah variabel yang dapat menggambarkan kondisi perekonomian secara agregat seperti PDB, indekss produksi industri, real money supply, dan lain-lain.
Dengan leading indicators dapat diperoleh informasi mengenai arah perekonomian kedepan, apakah menuju pada masa kontraksi atau masa ekspansi, serta kapan terjadinya pembalikan arah, dan juga sebagai referensi bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan kapan kebijakan tersebut sebaiknya diluncurkan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka dipandang perlu untuk melakukan kajian leading indicators perekonomian Indonesia.
1.2. Tujuan
Dengan analisis siklus bisnis, penelitian ini bertujuan :
1.3. Ruang Lingkup
Analisis siklus bisnis dalam kajian ini fokus pada penentuan leading indicators menggunakan data bulanan dengan menyeleksi variable-varibel PDB, perdagangan, harga, meneter, fiskal, perbankan dan keuangan, sector eksternal dan variable yang mencerminkan ekspektasi. Data-data yang dianalisis dibatasi mulai tahun 2000 hingga 2013 bulan September.Kajian mencakup pembuatan composite leading indicators dan proyeksi PDB untuk dua kuartal tahun 2014.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai kajian tersebut, dapat menghubungi Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.