Penulis: Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
Perkembangan Ekonomi Gorontalo
Selama Triwulan II-2013, Gorontalo memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi yaitu 7,74% dibanding triwulan yang sama tahun 2012 (y.o.y). Angka pertumbuhan ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan Triwulan I-2013 yaitu 7,63%. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada Triwulan II-2013 banyak didorong oleh mulai aktifnya belanja pemerintah mengingat belanja pemerintah relatif dominan dalam perekonomian Provinsi Gorontalo.
Secara sektoral, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) mengalami pertumbuhan tertinggi pada Semester I-2013, yaitu 11,16%. Sementara perbandingan antar triwulan, pada Triwulan II-2013 sektor tersebut tumbuh 11,34% di mana relatif lebih tinggi dibanding Triwulan I-2013, yaitu 11,0%. Pertumbuhan sektor ini terutama karena bertambahnya kegiatan perdagangan terutama di Kota Gorontalo. Ranking kedua dalam pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada Semester I-2013 adalah Transportasi dan Komunikasi yang tumbuh sebesar 10,09%. Sektor ini mengalami pertumbuhan pada Triwulan II sebesar 9,91% dimana lebih rendah dari Triwulan I (10,27%). Bila dilihat dari aspek triwulan, pada Triwulan II-2013, Sektor Industri Pengolahan tumbuh lebih tinggi dari Sektor Transportasi dan Komunikasi, yaitu 10,32% dibanding 9,91% namun karena Industri Pengolahan tumbuh relatif lebih rendah pada Triwulan I-2013, maka secara semesteran lebih rendah dibanding Sektor Transportasi dan Komunikasi. Namun Industri Pengolahan yang berkembang di Provinsi Gorontalo kebanyakan berupa industri kecil yang membutuhkan dukungan lebih lanjut untuk pengembangannya.
Berdasarkan kontribusi, perekonomian Provinsi Gorontalo pada Semester I-2013 masih didominasi oleh Sektor Pertanian dengan kontribusi sebesar 28,89%. Sektor Jasa-Jasa (terutama kegiatan pemerintahan) menyusul dengan memberikan kontribusi sebesar 25,77%. Selanjutnya, Sektor PHR dan Sektor Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan menempati urutan ketiga dan keempat dalam kontribusi semester tersebut, masing-masing 11,38% dan 11,27%. Data PDRB Sektoral Provinsi Gorontalo pada Semester I-2013 selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Sektor Pertanian yang merupakan sektor terbesar di Provinsi Gorontalo walaupun masih tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi rata-rata provinsi tersebut pada Semester I-2013, namun sudah memperlihatkan perbaikan yang signifikan. Pada semester tersebut, Sektor Pertanian tumbuh 7,21% dimana selama tiga tahun terakhir hanya tumbuh pada kisaran 4-6%. Sektor Pertanian seharusnya diberi perhatian lebih serta alih fungsi lahan pertanian sebaiknya diminimalkan mengingat Provinsi Gorontalo dijadikan sebagai lumbung pangan nasional di Sulawesi. Selain Sektor Pertanian, peran Sektor Jasa-Jasa bagi perekonomian Provinsi Gorontalo sangat besar dimana sebagian besar (lebih dari 80%) berupa belanja rutin pemerintah, mengindikasikan perlunya dorongan yang lebih besar terhadap pihak swasta untuk mengambil peran lebih besar dalam membangun ekonomi Provinsi Gorontalo.
Dari aspek penggunaan, lebih dari separuh perekonomian Provinsi Gorontalo diperuntukan bagi Konsumsi Rumah Tangga dan Lembaga Nirlaba. Pada Semester I-2013, Konsumsi Rumah Tangga memiliki porsi sebesar 59,2% terhadap total PDRB dengan rincian untuk Triwulan I-2013 sebesar 59,1% dan Triwulan II-2013 sebesar 59,3%. Selanjutnya, Perubahan Stok menduduki peringkat kedua pada semester yang sama (32,3%). Selanjutnya Investasi berupa Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) memiliki porsi lebih kecil (19,8%) dimana masih di bawah Konsumsi Pemerintah (28,3%). Untuk kegiatan ekspor-impor, baik antar pulau maupun dengan pihak luar negeri, memperlihatkan Ekspor Provinsi Gorontalo sangat rendah (5,6%) jauh di bwah Impor (45,2%). Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Kegiatan investasi di Provinsi Gorontalo pada beberapa tahun terakhir banyak dilakukan pada Sektor PHR. Namun sayangnya, sebagian besar dilaksanakan di Kota Gorontalo sedangkan kabupaten/kota lain di Provinsi Gorontalo masih minim investasi. Namun demikian, beberapa investasi baru yang rencananya akan masuk ke Provinsi Gorontalo berasal dari Perkebunan, terutama Kelapa Sawit. Kendala utama investasi di Provinsi Gorontalo adalah terbatasnya ketersediaan listrik serta sarana dan prasarana perhubungan, terutama jalan dan pelabuhan.
File Terkait:
Analisis Ekonomi dan Fiskal Provinsi Gorontalo Triwulan II-2013 (693 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.