Penulis: Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
1.Pendahuluan
Perkembangan utang luar negeri swasta tidak dapat dipisahkan terhadap utang luar negeri pemerintah. Utang luar negeri swasta menjadi permasalahan tersendiri bagi perekonomian dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen utang pemerintah.
Pengalaman di masa krisis 1997/1998 menunjukkan bahwa peningkatan utang luar negeri swasta tidak terlepas dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Menurut Bank Indonesia (2001) peningkatan utang luar negeri swasta juga disebabkan oleh tidak adanya pengendalian atau kontrol pemerintah terhadap perkembangan utang luar negeri swasta.
Peningkatan utang luar negeri swasta juga terjadi karena tersedianya sejumlah instrumen jangka pendek di pasar keuangan. Menurut Tim Kajian Lintas Direktorat Kedeputian Pendanaan Pembangunan Nasional (2004), perbedaan suku bunga dalam negeri dan suku bunga luar negeri juga menjadi faktor pendorong sektor swasta untuk meminjam dana dari luar negeri. Tersedianya instrument dana luar negeri dengan tingkat bunga lebih rendah dari pada tingkat bunga dalam negeri ini menyebabkan sektor swasta kurang memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam pemanfaatan dana luar negeri. Bappenas (2004) menemukan hal ini yang tercermin dari:
Apabila membutuhkan informasi lebih lanjut tentang kajian ini, dapat menghubungi Badan Kebijakan Fiskal.
File Terkait:
Summary Kajian Utang Luar Negeri 2013 (PDF) (560 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.