Penulis: Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral
Kajian Road Map Implementasi Teknik Silin pada hutan alam produksi Indonesia merupakan kajian yang berisikan peta jalan dan arahan (direction) bagi usaha pengembangan hutan alam produksi yang bersifat strategis, berskala besar, dan memiliki jangka waktu yang panjang. Di dalam kajian ini disusun jalur-jalur (paths) pengembangan yang apabila diikuti akan membawa pelaku (stake holder) di industri hutan alam produksi mencapai tujuan pengembangan yang telah ditetapkan. Jalur-jalur ini disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan berbagai faktor yang melekat pada konteks, situasi, dan lingkungan pengembangan, sehingga dapat mengantarkan pada pencapaian tujuan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Efektivitas dan efisiensi dicapai melalui proses pengembangan yang terukur dan sistematis. Terdapat 3 prinsip dasar yang dipergunakan dalam menyusun langkah dan tahapan pengembangan Road Map ini, yaitu:
1. Perencanaan yang realistis;
2. Implementasi yang terukur; dan
3. Kontinuitas antar kegiatan yang terjaga.
Poin pertama terkait prinsip perencanaan yang realistis, dimana sasaran pengembangan dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan harus bisa dicapai dari kondisi saat ini. Implementasi Teknik Silin pada Sistem TPTJ dilakukan secara iterative melalui beberapa tahapan, dan tiap tahapan dijalankan berdasarkan kondisi saat ini (existing condition). Tiap tahapan memiliki target-target tertentu, dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan berusaha membawa dari kondisi baseline ke pencapaian target-target tersebut. Prinsip berpegang pada realitas menjamin tiap langkah didasarkan pada kondisi yang sebenarnya, sehingga tiap kegiatan yang dilakukan selalu relevan (tidak mengada-ada). Implementasi prinsip ini mensyaratkan kemampuan untuk “memotret” kondisi pada satu periode waktu tertentu, menyusun target-target yang achievable, dan merencanakan kegiatan- kegiatan yang efektif dalam mencapai target-target tersebut. Pengembangan yang bersifat iteratif juga mensyaratkan penahapan yang optimum, dalam arti tahap-tahap yang ditetapkan mampu menghadirkan efek peningkatan utilisasi implementasi teknik Silin pada hutan alam produksi Indonesia yang optimum. Artinya, meskipun pengembangan Teknik Silin pada hutan alam produksi Indonesia masih berlangsung (sebagai contoh pada tahap awal baru diterapkan pada sistem TPTJ), hasil-hasil yang diperoleh saat itu telah bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Poin kedua terkait prinsip implementasi yang terukur, dimana prinsip ini digunakan untuk keperluan pemantauan (monitoring) dan evaluasi. Dalam pelaksanaan pengembangan, kemajuan yang diperoleh harus dapat diukur dan dibandingkan. Kepentingan ini terkait juga dengan prinsip pertama di atas, karena untuk bisa menjalankan tahapan berikutnya, harus diketahui dahulu kemajuan yang dicapai dalam tahapan sebelumnya. Keterukuran dicapai melalui identifikasi sasaran-sasaran dan indicator pencapaiannya. Indikator-indikator ini bersifat kuantitatif dan digunakan sebagai acuan (referensi) dalam pengukuran ketercapaian sasaran. Dengan membandingkan antara kondisi baseline, kondisi yang harus dicapai (sasaran yang ditetapkan), dan capaian yang sebenarnya, dapat diketahui seberapa jauh tingkat kemajuan pengembangan. Pengetahuan tentang kemajuan ini sangat berguna untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya. Jika misalnya ada penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan, hasil pemantauan (monitoring) dapat menjadi dasar bagi usaha-usaha perbaikan dan akselerasi.
Poin ketiga terkait prinsip kontinuitas antar kegiatan yang terjaga. Prinsip ini berfungsi untuk menjalin satu kegiatan dengan kegiatan lain dalam membangun satu rangkaian program yang utuh. Kontinuitas kegiatan dimulai sejak tahap perencanaan.Penyusunan kegiatan dilakukan dengan memperhatikan urutan dan persyaratan (pre-requisite) dari tiap kegiatan. Ada kegiatan yang baru dapat dimulai setelah kegiatan prerequisite-nya diselesaikan. Selanjutnya kontinuitas antar kegiatan harus dijaga pada saat implementasi kegiatan-kegiatan pengembangan, terutama dari aspek ketersediaan sumber daya (keuangan/anggaran dan sumber daya manusia).
Strategi dan program pada kajian ini disusun menggunakan pendekatan analisis faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan Implementasi Teknik Silin pada Sistem TPTJ, dan juga pendekatan analisis faktor eksternal berupa peluang dan tantangan yang dihadapinya.
File Terkait:
Implementasi Teknik Silvikultur Intensif pada Hutan Alam Produksi Indonesia 2045 (15.549 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.