Penulis: Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
Executive Summary
Kajian ini mencoba mengetahui apakah spread CDS Indonesia sudah menggambarkan tingkat risikonya, serta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pergerakan CDS. Pendekatan yang dilakukan dalam kajian ini adalah melalui kualitatif deskriptif dan uji statistik Principal Component Analysis. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi CDS Indonesia, dilakukan analisis dekomposisi PCA dengan menggunakan variabel Independen global yaitu US corporate high yield, equity risk premium, Fed Fund Effective Rate, Fed Fund Futures Rate, US stock market return (NYA Composite Index), Volatility risk premium (VIX index), US Treasury Yield, dan Term Risk Premium. Variabel Independen domestik yaitu: Local stock market returns (JCI), cadangan devisa, nilai tukar, dan inflasi (Consumer price index). Data bersumber dari Bloomberg dalam periode 2004-2013 dengan menggunakan data bulanan. Selanjutnya pembahasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi CDS dikembangkan melalui pendekatan kualitatif. Adapun faktor-faktor yang kami ketengahkan adalah: peringkat utang luar negeri, rasio utang terhadap PDB, dan rasio cadangan devisa terhadap PDB.
Dari hasil analisis, dapat diperoleh kesimpulan bahwa komposisi faktor domestik (default risk) dalam pergerakan spread CDS Indonesia pada periode Januari 2004 – Desember 2013 adalah sebesar 31,1% (dengan bobot terbesar ada pada variabel local stock market return), dan komposisi faktor global (risk premia) sebesar 68,9% (dengan bobot terbesar ada pada variabel US stock market return). Secara agregat, peran risk premia lebih besar daripada peran default risk dalam menentukan pergerakan CDS Indonesia, yang artinya faktor global lebih menentukan naik turunnya spread CDS Indonesia. Hasil pengujian yang dilakukan pada Peer countries (Brazil, Meksiko, Rusia, India dan Thailand) juga menunjukkan bahwa faktor global secara konsisten dominan mempengaruhi persepsi investor dalam penentuan spread CDS. Komposisi faktor global tertinggi dalam mempengaruhi spread CDS ada pada negara Thailand, sedangkan yang terendah adalah India.
Hasil temuan ini searah dengan riset-riset terdahulu yang juga menemukan besarnya peran faktor global dibandingkan dengan faktor domestik dalam menentukan pergerakan CDS. Melihat kondisi ekonomi dunia yang masih belum stabil pasca krisis, sejalan dengan tingginya spread CDS Indonesia saat ini. Disisi lain, dapat pula dilihat bahwa CDS yang ada saat ini, ternyata lebih banyak digunakan sebagai instrumen derivatif dibandingkan proteksi, yang mana berdasarkan komposisi penjual dan pembeli di pasar CDS cenderung berasal dari luar negeri. Begitu pula dengan risiko, sejak CDS berfungsi sebagai instrumen pengalihan risiko, maka pelaku pasar CDS kurang mementingkan risiko domestik dari penerbit obligasi/produk.
Analisis diskriptif dilakukan guna menjelaskan potensi perubahan pergerakan CDS dari adanya pergerakan faktor-faktor domestik tahunan. Faktor domestik yang dijelaskan secara deskriptif antara lain perubahan sovereign rating dari lembaga rating luar negeri, rasio utang terhadap PDB, dan rasio cadangan devisa terhadap terhadap PDB. Dari pembahasan diatas juga ditemukan adanya pergerakan yang linear antara variabel domestik diatas dengan spread CDS. Hal ini mengkonfirmasi temuan IMF (2013) dimana spread CDS sangat responsif terhadap perubahan fundamental ekonomi, struktur mikro pasar dan faktor global.
Dengan dominannya faktor global dalam mempengaruhi CDS, tentunya semakin mendorong Pemerintah untuk selalu memperhatikan perkembangan ekonomi global yang dinamis. Selain itu, perlunya kebijakan yang bersifat struktural terhadap ekonomi domestik sebagai tindakan antisipasi terhadap perkembangan ekonomi dunia tersebut. Salah satu contoh hal yang perlu dicermati misalnya komposisi kepemilikan asing di aset keuangan Indonesia yang cukup besar. Hal ini menunjukkan kerentanan jika terjadi gejolak.
Tanpa mengabaikan keterbatasannya, CDS merupakan instrumen yang berguna dalam manajemen risiko bagi investor. Adanya CDS dapat mendorong transparansi mengenai kondisi perkreditan suatu negara dan sekaligus sebagai sumber informasi bagi investor, bankir, dan stakeholder terkait. CDS perlu untuk dimonitor secara berkala oleh otoritas moneter dan fiskal sebagai indikator masukan dan menjadi pertimbangan jangka pendek dalam merespons kondisi perekonomian.
File Terkait:
Kajian CDS indonesia (324 KB)
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.