Penulis: Yuventus Effendi, Pusat Kebijakan Ekonomi Makro
Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah dilanda oleh beberapa krisis keuangan yang pada akhirnya berdampak pada perlambatan ekonomi dan ketidakstabilan sistem keuangan. Setiap krisis bermula dari pemicu yang berbeda, misalnya krisis 1998 yang disebabkan oleh krisis nilai tukar dan krisis 2008 yang disebabkan oleh sub-prime mortgage di Amerika Serikat. Oleh karena itu, keberadaan Early Warning System (EWS) sistem keuangan sebagai alat untuk memberikan peringatan dini akan datangnya sebuah krisis menjadi sangat penting. Apabila krisis dapat diprediksi maka pemerintah dan masyarakat dapat melakukan tindakantindakan yang bersifat preventif. Studi ini membangun sebuah EWS berdasarkan siklus keuangan (financial cycle) untuk mendeteksi risiko sistemik dalam sistem keuangan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EWS berdasarkan siklus keuangan mampu secara tepat mengidentifikasi tiga krisis dalam periode 2000-2010 yaitu pada tahun 2005, 2008, dan 2012. Lebih lanjut, dengan menggunakan metode Vector Autoregression (VAR) untuk melakukan peramalan, studi ini menemukan bahwa terdapat kemungkinan meningkatnya risiko sistemik pada tahun 2014 yang diindikasikan oleh meningkatnya nilai indeks EWS pada Desember 2012. Kontribusi utama dari studi ini adalah, sepanjang pengetahuan penulis, studi ini merupakan yang pertama yang menggunakan siklus keuangan untuk mendeteksi peningkatan risiko sistemik di Indonesia. Selain itu, EWS yang dihasilkan dalam studi ini dapat digunakan untuk melengkapi beberapa EWS yang sudah dimiliki oleh Bank Indonesia misalnya Financial Stability Index (FSI).
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.