Penulis: Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Pemerintah Indonesia menempuh kebijakan fiskal ekspansif untuk menstimulasi perekonomian domestik di tengah ketidakpastian perekonomian global. Konsekuensi dari kebijakan tersebut adalah meningkatnya penggunaan instrumen utang untuk menutup defisit anggaran. Hal ini dapat terlihat dari pergerakan rasio utang pemerintah pusat terhadap PDB yang terus bergerak naik dari 20% di tahun 2011 menjadi 29.81% di tahun 2018. Trend kenaikan utang ini menjadi perhatian bagi pemerintah dalam menjaga pengelolaan utang yang berkelanjutan. Oleh karena itu, studi ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam perumusan strategi utang agar ke depan pengelolaan utang dapat lebih prudent dan risikonya terkendali.
Studi ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap dinamika utang pemerintah dengan menggunakan metode structural vector autoregression (SVAR). Periode observasi dibagi menjadi dua periode berdasarkan adanya structural break pada pergerakan variabel pertumbuhan ekonomi dan inflasi, yaitu periode 1 (Maret 2005 – September 2014) dan periode 2 (Oktober 2014-Maret 2019). Studi ini menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi, keseimbangan primer, suku bunga riil, dan nilai tukar riil berpengaruh terhadap dinamika utang pemerintah. Temuan ini mengonfirmasi temuan pada studi terdahulu di negara lain.
Besaran keseimbangan primer berpengaruh negatif terhadap perubahan rasio utang dimana nilai keseimbangan primer yang mendekati surplus akan mengurangi perubahan rasio utang. Pengaruh suku bunga riil terhadap utang pemerintah mengindikasikan adanya strategi front-loading dalam pengelolaan utang sebab turunnya suku bunga riil diikuti dengan kenaikan rasio utang. Perubahan nilai tukar riil memiliki pengaruh yang berbeda di kedua periode dimana depresiasi pada periode 1 menyebabkan peningkatan beban pembayaran utang sedangkan pada periode 2 depresiasi tidak signifikan mempengaruhi rasio utang pemerintah. Temuan penting lainnya adalah rasio utang pemerintah bersifat eksogen. Hal ini menunjukkan bahwa rasio utang pemerintah lebih dominan dipengaruhi oleh faktor diskresi dibandingkan dengan variabel makroekonomi.
File Terkait:
Dinamika Utang Pemerintah Indonesia.pdf
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.