Penulis: Mochamad Imron, Martini Hasni, Muhammad Afdi Nizar, Adi Cahyadi, Risnandar, Risyaf Fahreza, Masyitha Mutiara Ramadhan, Priska Amalia, Indah Kurnia Junirda, Rizqi Zulmiati, Celly Natalia, Arisyi Fariza Raz, Martha Safitri, Frida Nababan, Abraham Pardede
Industri BPR/BPRS memang memiliki karakteristik cakupan bisnis yang cukup terbatas dibandingkan dengan bank umum, seperti memiliki cakupan fungsi intermediasi yang lebih terbatas dibandingkan bank umum, tidak dapat membuka cabang di luar daerah/provinsi domisilinya, dan BPR/BPRS juga tidak dapat berpartisipasi dalam layanan transaksi valuta asing dan asuransi.
Terlepas dari keterbatasan itu, BPR/BPRS memiliki beberapa kelebihan dibandingkan bank umum. Pertama, walaupun BPR/BPRS memiliki ukuran bisnis yang lebih kecil, BPR/BPRS memiliki jumlah yang lebih besar dan tersebar di seluruh Indonesia, termasuk daerah dengan akses keuangan rendah. Dengan segmen pasar retail yang spesifik, BPR/BPRS telah berkontribusi dalam inklusi keuangan, termasuk pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama UMKM yang masih berorientasi pada sector informal dan tidak mendapatkan kredit dari bank umum. Kedua, dengan jangkauan operasional yang lebih sempit (terbatas dalam satu provinsi), BPR/BPRS bisa menjadi bank lokal yang menyesuaikan bisnis modelnya terhadap kebutuhan masyarakat lokal, yang akan mempemudah peningkatan penetrasi pasar di daerah tempatnya beroperasi. Fleksibilitas ini membuat BPR/BPRS dapat terus tumbuh di tengah terjadinya transformasi ekonomi daerah. Melihat peran BPR/BPRS yang penting dalam perekonomian, optimalisasi dari fungsi BPR/BPRS sangat perlu untuk direalisasikan demi meningkatkan inklusi keuangan dan pembangunan daerah.
Studi ini bertujuan untuk menganalisis kinerja, keberagaman strategi bisnis, dan tantangan yang dihadapi BPR/BPRS dalam menjalankan fungsi intermediasinya serta menjaga daya saingnya di tengah tingkat kompetisi yang cukup tinggi.
Data yang digunakan dalam kajian ini yaitu data primer dan sekunder, dengan menggunakan kombinasi metode analisis data eksploratif dan metode triangulasi melalui survei dan in-depth interview digunakan untuk mencapai tujuan penelitian yang dibuat.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa BPR/BPRS telah melakukan berbagai strategi unik untuk bertahan dan menjaga daya saing di tengah kompetisi yang ketat. Akan tetapi, strategi-strategi ini belum dapat mengoptimalisasi peranan BPR/BPRS dalam menjalankan peranan intermediasinya. Hal ini karena adanya hambatan-hambatan, seperti keterbatasan kapasitas sumber daya manusia, permodalan, serta infrastruktur keuangan. Oleh karena itu, arah kebijakan perlu memperioritaskan faktor-faktor tersebut sehingga dapat meningkatkan kontribusi BPR/BPRS dalam perekonomian nasional.
File Terkait:
File 1
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.