Penulis: Drs. Bachrul Elmi, M.M
Pengembangan perkotaan di Indonesia, telah menjadi perhatian pemerintah sejak Tahun 1980-an yaitu dengan adanya program-program perbaikan kampung (Kampung Improvement Program), program penyediaan air bersih dibeberapa kota (urban water suplay), transportasi kota, persampahan dan lain-lain. Tindakan demikian itu dilakukan untuk mengantisipasi dampak negatif dari pertumbuhan perkotaan. Kota adalah tempat bermukimnya warga kota (citizen), karena itulah yang paling essensial adalah faktor manusianya dimana mereka perlu memperoleh pelayanan secara layak. Menurut Wirth (1979) kota sebagai pusat pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang–orang yang heterogen status sosialnya, oleh sebab keadaannya yang demikian itulah hubungan sosial antar warga menjadi longgar, acuh dan bersifat impersonal (impersonal relations). Permasalahannya adalah bagaimana membangun kota masa depan seperti kota Prabumulih yang sedang tumbuh agar konsentrasi pemukiman di kota ini membawa manfaat bagi masyarakat dan terPandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.