Penulis: Arti Dyah Woroutami
Dampak krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia lebih dari 1 tahun telah mengganggu berbagai program pemerintah antara lain program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun (Wajar Dikdas). Secara riil, dampak krisis adalah meningkatnya harga kebutuhan sarana pendidikan dan meningkatnya pengangguran karena PHK. Siswa yang orang tuanya terkena PHK akan terancam drop out karena ketidakmampuan orangtua dalam membiayai sekolah. Untuk menopang kelangsungan program Wajar Dikdas tersebut, pemerintah meluncurkan program baru yang bersifat crash program dengan memberikan beasiswa bagi siswa yang terancam DO atau sudah mengalami DO. Dana program beasiswa ini tidak hanya berasal dari APBN tetapi juga bantuan luar negeri, yaitu World Bank (WB) dan Asian Development Bank (ADB) yang direncanakan berlangsung kurang lebih 5 tahun.File Terkait:
File 1
Pandangan dan pendapat yang dikemukakan dalam artikel ini adalah dari penulis dan tidak mencerminkan kebijakan resmi dari Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Republik Indonesia.
The views and opinions expressed in this article are those of the authors and do not necessarily reflect the official policy from Fiscal Policy Agency, Ministry of Finance, Republic of Indonesia.